Wednesday, November 19, 2003

beruang besar

pernahkan kau ingin berjalan di hutan?
menjejakan kaki ditanah yang lunak
bisakah tanganmu meraih batang pohon?
bisakah kau berjalan tanpa bersuara

reff:
beruang besar bagaimana cuaca disana?
berdiri tinggi dengan kepala disana
kau begitu tinggi, kau sebesar gunung
dan aku senang menemukanmu
bagaimana kalau kau peluk aku?

jika aku beruang, banyak yang bisa aku lakukan
berjalan telanjang kaki & menggosok pohon
merogoh sarang lebah untuk mencari madu
aku tak pernah takut tersengat lebah

(reff)

beruang hitam besar berjalan, beruang hitam besar bicara
bisakah kau rasakan tanah bergetar?
dan hatiku bergetar

(reff)

pelukan beruang besar untukku

-discovery kids/cuddly cubs-
kota sungai

pada musim keperakan
lihatlah lingsang & rakun bermain
ikuti aku dengan alasan
berang-berang menghabiskan hari
induk rusa mengajak anaknya
ikan berlompatan selagi
beruang besar kelaparan
lihatlah pendaratan sempurna pelikan

reff:
bawa aku ke kota sungai 2x
semua kawan berkumpul
bawa aku ke kota sungai

rajawali terbang diatas sungai
dan kijang berlarian
parit berang-berang semakin besar

reff

burung biru
kijang
semua mahluk tuhan
disambut disini
dimana beruang
dan lingsang bermain
burung hantu mengamati
rubah melompat
pikiran itu membuatku tergetar

reff

aku temukan rumahku di kota sungai


-discovery kids/cuddly cubs-

Tuesday, August 26, 2003

emosi

hati
adalah batu ujianmu
setiap waktu
cobaan 'kan datang
tuk uji hatimu

dan akal
adalah tempatmu memilih
biarkanlah akalmu
yang tentukan
pilihan terbaik
tuk sikap hatimu

---

hati adalah batu ujianmu dan
akal adalah tempatmu menentukan pilihan
pisahkanlah
seperti bumi dan langit

setiap saat setiap waktu cobaan kan datang
tuk permainkan hatimu
tapi biarlah akalmu yang tentukan
pilihan terbaik tuk sikap hatimu
Into Thin Air
Dead on Everest 1996


Five of our friends are dead.
Hard to believe.
It's ever harder to understand.
why? what did they die for?
it's a question that gets asked a lot of climbing.

Perhaps we didn't treat
this mountain
with the respect it deserves.

We believe that with enough money,
with enough equipment,
with enough determination,
we could conquer CHOMALUNGMA.

So now we mourn our friends,
Yasuko Namba,
Andi Haris,
Dough Hansen,
Scott Fischer,
and Rob Hall.

They saw God's Face
I hope ... I really hope
that it was beautiful.

John Krakauer.

Thursday, August 07, 2003

Mereka tidak akan pernah mendapatkan apa yg mereka mau, TIDAK!

in memorial of JW Marriot - jkt bom blast victim
Kita Kembali Berduka

Sebuah bom lagi MELEDAK
MENBUNUH 13 saudaraku … saudaramu juga
Sementara lainnya masih merintih
Menahan SAKIT, NYERI & PEDIH yang sangat
Tak sanggup memahami arti MENGAPA???

Tak ada air mata … selain MARAH
Mati saja tak cukup untuk ANJING-ANJING BIADAB penyebar teror

I hate this world :(((

in memorial of JW Marriot - jkt bom blast victim

Friday, July 25, 2003

Fuel Your Instinct

We are all born with instinct. It is the essence of sport.
Which the core motivation for freedom action sports enthusiasts.
To undertake challenges that no one else dares.

Freedom Action Sports

some people can’t live within the sheltering parameters of their home.
It’s the outdoor adventure and freedom that beckons them.

salomon postcard

Monday, July 21, 2003

journey

We have all begun
a journey
a journey into our minds.
Journey of
discovering and exploration
of who and what we are
Taking the first step is difficult,
and in the first days of practice
there is often
restlessness,
or sleepiness,
some boredom,
laziness,
doubts,
and perhaps regret ..
about getting involved at all.
an epilogue

Keep your eyes
fixed on the
Path to the Top,
But don’t forget
to look
right in front
of you.

The last step
depends
upon the first

Watch your footing
be sure of the next step,
but don’t let that
distract you
from the
Highest Goal.

Peace unto all.
Jagorawi, km 27
He took five of my friends last Thursday
in a bad car accident
when they just went home for their family

they young, have lots energy and good future live
then .. SNAP! They were taking away
just when everybody ready for a long weekend

suddenly everything mean nothings!

In memorial of Nazef, Roni, Ummu, Yovita & Sunardi

Friday, July 04, 2003

giant ... ?

Ilmuwan Chili dibingungkan oleh bongkahan besar mahluk laut yg terdampar di pesisir selatan pacific dan mencari bantuan international mengidentifikasikan spesimen baru tersebut. Mulanya mahluk iut dikira paus seminggu yang lalu, tapi para ahli yg datang kesana menyatakan bahwa mahluk dengan panjang 12m berdaging kenyal berwarna kelabu yg mulai membusuk itu adalah binatang tidak bertulang belakang. Ilmuwan Chili melihat mahluk itu dekat Puerto Montt 1 July 2003 dan menyatakan bahwa mungkin merupakan salah satu jenis yg langka dari gurita atau hanya sisa2 lapisan lemak seekor paus.

mo liat mahluknya …
http://story.news.yahoo.com/news?tmpl=story&ncid=1756&e=3&u=/030702/161/4kjrw.html

Tuesday, July 01, 2003

Puncak Banteng di Gunung Merapi

D-0 (27-Jun)
08:45pm – Berangkat ke Jogja pake kereta Taksaka (150rb) dari Gambir. Terlambat 25 menit dari jadwal semula. AC-nya dingin banget, terpaksa keluarin jaket. Berusaha tidur, nabung buat trek malam besoknya.

D1 dan D2 (28-Jun, 29-Jun)
07:00am – Kereta terlambat lagi dari jadwal semula (04:30am). Harusnya beli tiket dulu untuk pulang balik, tapi karena mepet jadi langsung ke tempat temen gw yg kebetulan sedang liburan di Jogja dan mau ikut keundangan yg di Magelang. Sarapan dulu, mandi, ganti baju terus berangkat ke Magelang. Sempat telepon dulu sama Mbak Lia (moderator HC jateng), kulo nowun Mbak :).
01:30pm – Beres dari undangan, ganti baju di sono, untung ada kamar mandinya. Masih nebeng temen, mampir dulu di Terminal Magelang (namanya apa ya?). Cari-cari Ican .. ternyata tebakan pertama langsung tepat.
04:30pm – Masih dianter temanku yang super baik (mas komang dan mba Intan) langsung sampai Pos Pendakian Merapi (nama desa-nya apa ya?). Sempet mampir di Ketep Pass (pos pengamatan Merapi – Merbabu) (inget artikel Hanif? – gw rasa Hanif juga ga inget hehe - kidding). Sewa teropong, nonton film Merapi (1/3-nya gw ketiduran – adem sih). Di Pos ngak banyak yg bisa dilakukan. Setelah daftar, bayar Rp 2000,00 /orang, pesen makan malam, terus ngobrol2 sebentar. Makin malam makin banyak yang datang alhasil kagak bisa tidur padahal tadinya mo hemat tenaga.
11:00pm – Mulai jalan. Jalur ke Merapi ga terlalu susah lah.
Dari POS pendakian tinggal ngikutin jalan aspal ke arah selatan, sampe abis, nanti ada tempat kaya lap. Parkir, ambil jalan setapak di sebelah kirinya.
Nyampe patok 1 – lumayan nanjak, masih lewat ladang baru pohon2 yg ga terlalu rapat (menurut Ican dulu dia ga pake jalur ini, belakangan ketauan dulu dia lewat jalur kartini sama mba Endah).
Terus ke patok 2 – pada dasarnya punggungan sempit, lumayan nanjak juga dan pohonan jarang lebih banyak rumput & perdu.
Terus nyampe punggung_buaya – udah tinggal pohon cantigi, jalurnya relatif datar dan berkerikil (tipikal gunung api).
Terus turun dikit sebelum nyampe pasar_burah jam 04:00am – kepagian.

Dari bawah jalurnya kering banget dan berdebu. Udaranya juga kering sekali dan lip balm gw ketinggalan di kantong mandi yg dititip di pos bawah (laen kali simpen di kantong P3K ya dek). Bandana juga kepake banget, apalagi kalo ada rombongan ‘argo bromo’ liwat, sementara kita jalan lumayan nyantei. Langitnya bersih banget .. .. bertamburkan bintang .. kalo bawa peta bintang bakalan seru (http://skymaps.com/downloads.html pilih yg southern hemisphere - sayang telat). Pemandangan lampu2 dari Selo, Boyolali juga indah banget di arah utara. Lebih ke utara lagi lampu-lampu senter pendaki Merbabu sesekali keliatan (salah satu hikmah dgn jalur yg terbuka) .. kadang kita nyoba kirim2an sinyal pake senter .. tau mereka ngerti - apa kita aja yg GR .. hehe.

Udaranya sendiri .. lumayan dingin, tapi kaos tangan panjang gw masih bertahan sampe pasar bubrah .. baru disana pake jaket, istirahat pendek tapi sering lumayan menghangatkan badan. Abis numpang api unggun sama rombongan Magelang, yang asik nyanyiin lestartikan alamnya – iwan fals (mengexploitasi dgn penuh kesadaran), kita bikin teh manis panas dan MILO (pesan sponsor:>) lumayan ngangetin perut ditambah snack ringan. Nyesel juga ga bawa matras, jadi cuman beralaskan plastik, tapi kata si jardine juga (lightweight backpacking) kalo lo ga bawa tu barang berarti lo emang ga perlu .. hehe – keep survive.
Beberapa tenda udah ada disana, sementara beberapa pendaki sudah mulai mendaki lereng batu kearah puncak. Tadinya kita ga yakin kalo harus naek jalur itu malem2.

05:00am - dari pada tambah kedinginan akhirnya jalan juga .. ngikutin rombongan lain yg kayanya udah pernah kesana. Baru 1/3 jalur .. sunrise muncul .. “inspiring moment” .. jepret sana – jepret sini .. dari atas kelihatan banyak orang yg dari Pasar Burah balik lagi ke arah Punggung buaya, karena dari sana sunrise-nya tidak terhalang bukit. Jalan lagi. Batu2nya lepasan dan tajam, sedikti lebih parah dibanding Gn Slamet. Rombongannya mulai ke pecah ada yg ke kiri ada juga yg kekanan. Karena telat nyadar .. ternyata kita udah ngikut yg ke arah kanan – sudahlah.
Jalurnya tambah susah, sempet kedernya juga. Memang ga ada jalur yg jelas buat ke atas. Padahal udah di wanti2 ama anak Magelang – ikutin jalur yg ada tumpukan batunya – sumpeh ga nemu .. yg ada emang batu semua.
Akhirnya nyampe juga ke atas, Ican (yg udah ke sono abis kopdarnya highcamp) bilang kalo itu bukan puncak Garuda. Sementara di sebelah kiri ada kawah lama, dasarnya berpasir datar kaya parkiran, dikelilingi tebing vertical. Akhirnya penasaran, ikutan turun ke dasar, terus ya naik lagi. Ternyata buat ke puncak Garuda ikutin jalur di kiri-nya antenna – tinggal sedikit nyampe dah. Puncak-nya sendiri lumayan luas, sementara yg disebut puncak garuda adalah batu besar di pinggiran jurang yg lebih mirip huruf V. Kemarin ada bendera PDIP cukup besar berkibar disana. Banyak anak2 dgn noraknya naekin batu itu buat foto2 .. termasuk kita, padahal kalo teguling.. ga tau deh.
Puncak2 Merbabu, Sundoro, Sumbing, Slamet dan Lawu – indah sekali. Makan pagi sebentar pake getuk, nyobain chewy bar-nya Quaker, kacang dan Oreo. Ditutup dgn agar2.

09:00am - Waktu turun ternyata jalurnya lumayan keliatan,dan ga jauh dari yg sebelumnya dipake naek. Dari sini jalan terus sampe bawah. Ican sempet ngicipin air sabun dari platypus gw yg dicuci ga bersih – maklum, last minutes preparation .. HAHA padahal gw udah keracunan dari semalem ~:P.
Gile panas banget .. nyesel juga ga bawa topi lapangan gw – jadi modifiaksi dikit2 .. sementara bibir udah pecah2, padahal belum 12 jam hiking. Akhirnya setelah patok 1 mulai ketutup awan .. fiuhhhhhh.
01:00pm – nyampe dibawah .. istirahat sebentar mandi, ganti baju.
02:00pm – pulang .. berdoa mudah2an masih ada tiket kereta buat ke Jakarta. Dari Selo naik bak terbuka sampe Muntilan, pisah sama Ican disini .. (maap ya mpo ga sempet makan siang). Gw lanjut ke Jojga. Turun di Brubug(?) naik taksi ke Stasiun. Tiket habis, walhasil beli dari calo (damn!). Lapor sama Mba Lia, terus diajak makan di café bareng Jen (HC), untung ‘tadi siang’ udah mandi & ganti baju (makasih ya mbak:>). Walaupun AC-nya sekali lagi sampe bikin gw menggigil dan semilir bau wc (maklum baris paling depan), gw tidur cukup pulas sampe Jakarta .. dan langsung kerja!! What a day! :)))

*pas nulis catetan ini gw udah pengen jalan lagi .. arrrrrgggggghhhhh*

Friday, June 27, 2003

Ed Viesturs summits Nanga Parbat

Disclaimer: Ini mah inpo doang ya .. bukan sok gaya atau apa .. cuma menuhin rasa ingin tau.
Has been posted in milis pangrango & highcamp.

Kang Ed Viesturs urang Seattle tea, sekarang udah jadi orang amerika pertama yang berdiri di 13 puncak tertinggi dunia dari 14 yg ada. Barusan dia telp lewat telp-satelitnya kalo udah berhasil muncak di Nanga Parbat (26,658 kaki = 8125m) bareng temennya Jean Christophe LaFaille, saat itu dipuncak berkabut & berawan, pukul 11 pagi waktu Pakistan, setelah tujuh jam berjuang keras dari High Camp 4. Nanga Parbat sebagai puncak tertinggi ke 9 didaki tanpa oksigen (fyi: salah satu factor pendukungnya, Kang Ed sendiri pernah bilang kalo kapasitas paru2nya dia emang lebih besar (7lt) dari rata2 orang (5lt)) sebagai usahanya mendaki pegunung 8000m dan jadi orang amerika pertama yg mendaki ke 14 tersebut. Jadi sekarang tinggal Annapurna di Nepal, good luck Kang Ed!

Viesturs, dikenal sebagai pendaki dunia paling kuat, bilang soal pendakiannya "gile kayanya ini salah satu pendakian gw yg paling berat .. termasuk tantangan fisiknya" dia juga bilang "apalagi tujuh jam terakhir .. lo bayangin aja selama itu cuma gundukan salju dalem banget .. mana ga stabil lagi". Kang Ed udah di Pakistan sebulan lebih bikinin pos & high camp di ketinggian (15800ft/4816m, 19600ft/5974m, 22350ft-6812m) dan high camp 4 sekitar 24000ft-7315m sebelum berjunag keras buat muncak. Detail ekspedisinya sendiri dibikin low profile mengingat keamanan di Pakistan sekitar Nanga Parbat.

Kang Ed yg baru ultah ke 44 minggu lalu senang dan puas buanget soalnya udah dua taun dia impi2 sejak kesana pertama kalinya taun 2001.

toen thanks to
http://www.backpackgeartest.org/convert.html?yourInput=12&F=on (buat konversinya)

+++ Ini Orginalnya +++

From: "Ed Viesturs"
To: toeneu@yahoo.com
Subject: Ed Viesturs summits Nanga Parbat
Date: Wed, 25 Jun 2003 10:40:45 -0700

Seattle mountain climber Ed Viesturs today became the first American to stand on top of 13 of the world's 14 highest mountains. Viesturs reported by satellite phone that he and climbing partner Jean Christophe LaFaille successfully sumitted Nanga Parbat and stood on the 26,658 foot peak in clouds and mist at 11am Pakistan time after a final grueling seven hour climb from high camp four. Viesturs climbed Nanga Parbat, the world's ninth highest mountain, without the use of supplemental oxygen on his Endeavor 8000 quest to be the first American to have climbed all 14 of the highest mountains on earth. Only Annapurna, in Nepal, is left on Viesturs list of 8,000 meter peaks yet to climb.

Viesturs, long considered one of the world's strongest climbers, reported that the climb was "one of the most difficult and physically challenging of my career" and compared the final 7 hour summit push to "climbing a sand dune of deep and unstable powdery snow". Viesturs has been in Pakistan trekking into and climbing Nanga Parbat for more than a month having established a base camp and high camps at 15,800, 19,600 and 22,350 feet along with a higher camp four at around 24,000 feet from which the summit attempt was mounted. Normally high profile, details of Viesturs 2003 expedition had been kept quite because of security concerns in the areas of Pakistan surrounding Nanga Parbat.

Viesturs who just turned 44 years old on Sunday said he was "Overjoyed and extremely satisfied" at having climbed the mountain that has been "On my mind for two years" since his first attempt to climb Nanga Parbat in 2001.

...:::::<>:::::... EdViesturs.com

Wednesday, May 21, 2003

damn .. quit some time huh :(
I dont know how they update their blog ?!?
So it just a warming up .. hopefully it will keep warm for a while .. I hope :P